Jumat, 29 April 2011

Modern Dance, Antara Hentakan Musik Dan Tubuh

SORE itu, di sebuah lorong panjang  terlihat beberapa orang pria dan  wanita muda sedang asyik menggerakkan tubuh mengikuti hentakan irama musik. Mereka sesekali mengulang musik yang mereka putar dan mengulang gerakan dari awal. Cukup lama mereka menari dan membentuk formasi baris berbaris dengan gaya yang menarik.
Setiap orang yang menyaksikan pasti seperti terhipnotis dan tanpa sadar turut menggoyangkan kepala, megikuti irama gerak mereka. Sampai akhirnya volume musik dikecilkan dan mereka tidak melakukan gerakan apa pun. Lalu, kepada Reformata yang dari tadi hadir di situ, seorang gadis mungil, yang mengaku sebagai pencetus dan pemberi ide gaya tarian kepada group atau komunitas tari di tempat itu, mengatakan bahwa tarian itu dinamakan  modern dance.
Menurut pengakuannya ia memang menjalani semua jenis tarian, dari tarian daerah samapai tari modern, namun ia mengaku bahwa ia lebih menekuni apa yang namanya tari modern tersebut. Untuk apa yang ia geluti saat ini ia lebih senang menyebutnya “takre” atau tari kreasi. Tidak berbeda dengan modern dance, takre adalah sebuah tarian yang dikreasikan dari berbagai maca maliran. Berbagai aliran tersebut antara lain hiphop, ballet jazz, slow dance, bahkan salsa.
Menurut gadis yang baru memasuki dunia perkuliahan ini, keter-tarikan seseorang terhadap tari modern tersebut biasanya berawal dari senang melihat gerakan yang dibawakan, senang dengan musik, atau memang sesorang sejak awalnya telah memiliki hobi untuk menari. Lebih unik lagi, ternyata ada beberapa orang yang ingin tergabung dengan group tari semacam ini agar dianggap lebih “keren dan gaul”.
Memang butuh proses untuk menekuni kegiatan tari semacam ini. Akan tetapi jauh lebih mudah bagi yang menjalaninya jika memang seseorang tersebut itu memiliki hobi dan ketertarikan dari dalam dirinya sendiri. Hal tersebut tentunya harus diiringi dengan ketekunan dan keseriusan dalam belajar setiap gerakan tari. Satu hal yang lebih penting lagi adalah bahwa setiap orang yang mau belajar harus benar-benar belajar dari nol, dan serius dalam melakukan setiap pembelajaran yang didapat. Jika hal tersebut dilakukan, maka setiap orang pasti bisa melakukannya.
Teknik paling dasar dari sebuah dance sangat sederhana. Yaitu seseorang yang ingin melakukan sebuah tarian paling tidak bisa mengetahui hentakan musik dan bisa menghentakan badan sesuai dengan hentakan musik yang ada. Jika setiap orang yang ingin memiliki kemampuan menari disuguhi persyaratan seperti itu, tentunya tidak terlalu sulit bukan? Namun bagaimana dengan beberapa gerakan yang sering dijumpai dalam tarian modern di mana beberapa gerakan tarian dibumbui dengan gerakan-gerakan atletik akrobatik seperti split, salto, kayang dan beberapa gerakan melompat lainnya.
Menurut gadis yang akrab di sapa “cheo” ini, gerakan semacam itu memang tidak diharuskan. Tidak semua orang bisa melakukan gerakan tersebut. Akan tetapi setiap grup atau komunitas tari hendaknya melatih setiap personilnya untuk melakukan gerakan-gerakan tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa dalam beberapa lomba, gerakan yang pada awalnya lebih sering digunakan dalam gerakan cheerleader atau pemandu sorak itu bisa mendapat nilai lebih dari juri.
Selain hobi, menari juga bisa menjadi ajang positif dalam mencari prestasi. Prestasi tersebut bisa didapat lewat lomba-lomba antar grup tari, antar sanggar, antar daerah atau bisa juga antar sekolah. Pada tahapan selanjutnya seorang penari profesional bisa juga mengikuti audisi untuk menjadi penari latar seorang penyanyi, atau audisi untuk menjadi penari ke luar negeri yang memang mengadakan ajang pencarian bakat penari.
Untuk semua itu, setiap penari memerlukan rasa percaya diri yang tinggi. Hal ini dikarenakan bahwa setiap penari selain diminta untuk menguasai musik dan dirinya sendiri, penari juga diminta untuk menguasai panggung, menguasai orang banyak yang menyaksikan tariannya. Tanpa kepercayaan diri, seorang penari akan kesulitan untuk memaksimalkan setiap gerakan yang ia bawakan.
Suka duka dalam menjalani kegiatan tari adalah bagaimana beradaptasi dengan setiap orang. Ketika belajar dari seseorang, itu artinya harus beradaptasi dengan pengajar, beradaptasi dengan cara yang diterapkan, dimana terkadang tekanan psikologi bisa saja didapat ketika proses belajar dilakukan. Ketika mengajar, itu artinya harus beradaptasi dengan teman-teman yang diajar menari, di mana harus mengenal karakter setiap orang yang berbeda-beda. Tidak jarang cedera pun terjadi ketika  menari. Salah melangkah bisa saja membuat seorang penari cedera pada lutut maupun pangkal paha. Di balik semua itu ada kesenangan tersendiri ketika bertemu dengan banyak orang, belajar bersama dalam gerakan yang menyenangkan, serta merasakan kebersamaan dalam berbagai kondisi.  Jenda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar